JAKARTA 35mm



  

Kamera: Fujica MPF105 | Film: Vista | Asa: 200




Kemaren dia lari-lari kepanikan karena kelakuanku yang masih pengen beli film padahal waktunya udah mepet. alhasil ini adalah roll 1/36. makasih ya udah nganterin repot-repot nganter jemput.
maaf ternyata baru ketarik setengah ya. hehehe




 

Setelah semalem sampe sekitar jam 23:30 dan langsung tewas, akhirnya pagi dateng juga.
Kebetulan kosan sodara gw ada di daerah kota, itu panggilan anak-anak jakarta buat daerah kota tua.
Jadi, hal pertama yang gw lakuin pasca bangun tidur adalah jalan kaki cari bubur and then jeprat-jepret disana.




Ini adalah hari Jumat, setiap orang wajib menggunakan batik. Selalu menyenangkan ketika bertemu pagi yang diisi dengan lalu lalang dan hiruk pikuk kesibukan bangsa untuk bekerja, meskipun kebanyakan dari mereka hanya tinggal bekerja setengah hari untuk hari ini.




Setelah kurang lebih 11 jam nonton pilem seperti tujuan saya kali ini untuk datang kemari, jam 11 malam makan soto yang cukup ngantri di daerah mangga dua. Waktu lagi duduk sambil menikmati perut keroncongan, ternyata di sebrang ada salon serba guna yang melayani berbagai jenis manusia. hehehehe
Ini photo dari pantulan genangan air sehabis hujan, kalo penasaran silahkan dibulak-balik lalu zoom in aja. Selamat penasaran hehehe....








Tanpa bermaksud menjual kemiskinan, saya yang lebih senang dengan photo Human Interest ini cukup terkejut ketika melihat potret anak-anak seusia mereka yang sudah biasa dengan suasana luar ruang.
Yang paling mengejutkan adalah ketika melihat anak perempuan dari etnis tionghoa (Photo ke-3) yang sedang buar air besar di pinggir jalan.
Hal itu sangat membuktikan bahwasanya tidak semua dari etnis tionghoa adalah penguasa ekonomi  dan dikecami berbagai hal yang sudah menjadi suatu stereotype bagi mereka di negri ini.




 





It's wrap.
Menyenangkan dan ga sabar untuk segera kembali dan berjuang untuk hidup disibuknya kota ini
Welcome to real life!


PS
JAKARTA, 16-20 Maret 2016.

PS:
all photos i've posted adalah murni dari hasil jepretan dikala itu
sehingga rasanya terlalu mahal untuk diedit atau tone up. 

ARCHIVES

© riyadipb
Maira Gall